Harusnya Kita (atau Saya) Bersyukur

9:39 PM

Sejauh yang saya amati 25 tahun hidup sebagai manusia, yang namanya manusia itu memang tidak akan pernah merasa puas. Awalnya mau 10, sudah dapat 10 maunya 15, sudah dapat 15 maunya 25 dan begitu terus sampai jantung mereka berhenti berdetak.

Rasa ketidakpuasan sendiri bisa dimaknai positif, menurut saya, karena rasa inilah yang mendorong kita untuk tetap mau melanjutkan hidup. Bayangkan kalau manusia itu makhluk yang mudah puas akan pencapaian yang mereka miliki, tentu kehidupan mereka akan berhenti di situ-situ saja. Namun rasa ketidakpuasan tiap orang itu berbeda-beda, disinilah yang membuat manusia ada yang tampaknya ambisius dan ada yang hidupnya selow banget.

Sejujurnya rasa ketidakpuasan ini sedang melanda saya sekarang. Kemarin sempat berada di posisi  rendah membuat saya ingin macam-macam jika sudah punya penghasilan sendiri, sudah punya karir, sudah punya apapun yang enak-enak.. kayaknya termasuk punya pasangan . Nah sekarang saya bisa dibilang sudah dalam kondisi cukup stabil secara finansial dan karir, tapi pasangan belum.. tetep aja mah.. Tapi ternyata rasa tidak puas tetap saja ada.

Hampir dua bulan bekerja membuat saya bosan. Entah karena tantangan yang terlalu minim ataupun lingkungan pekerjaan yang agak abu-abu. Ada sehari, dua hari saya merasa pikiran ini butek dan ngga ada mood buat kerja. Kerja kok administratif doang, ngapain kemaren sekolah susah-susah kalo cuman gini doang. Kata-kata itu membentur pikiran saya berkali-kali dan membuat mood ini sangat jelek. Saya cuman diam saja di kantor, nggak produktif sama sekali.

Lama merenung kemudian saya tersadar, bukankah posisi saya ini enak sekali.
Melihat teman-teman saya yang masih berjuang mencari kerja, bahkan yang belum lulus dan masih berkutat dengan tesisnya. Saya disini sudah bekerja di kantor, gaji sangat cukup, posisi yang luar biasa membuat bertemu seorang menteri adalah hal yang dapat dikatakan biasa di pekerjaan saya.

Ya Tuhan, kenapa saya bisa kufur nikmat seperti ini?

Bukankah ini yang saya inginkan daridulu. Bekerja di tempat enak, pekerjaan enak, masuk kerja pun nggak pakai tes aneh-aneh. Pekerjaan saya mungkin hanya administratif biasa, namun saya ambil hikmahnya bahwa di sinilah keleluasaan saya. Di sini saya mendapat kebebasan melakukan apapun asalkan hal itu tidak mengganggu rutinitas saya di kantor.

Saya mulai berpikiran positif bahwa ruang ini memberi saya kebebasan untuk mengeksplore sesuatu. Saya menghubungi dosen saya, saya mulai fokus lagi melanjutkan penelitian saya tentang perbankan. Sebuah subjek yang saya minati. Selain itu semesta menuntun saya bertemu teman papa, seorang konsultan manajemen. Saya senang sekali mempunyai dua guru professional, not to mention their connection to important people. Pikiran saya ditantang untuk menganalisis sesuatu, baik itu perbankan maupun manajemen yang menjadi dua subjek favorit saya.

Iya, manusia selalu tak pernah puas.
Tidak apa, itu memang sifat alami kita.
Namun jangan lupa untuk bersyukur sebanyak-banyaknya atas keadaan kita hari ini.
Saya percaya Tuhan selalu menempatkan kita di keadaan terbaik yang sesuai dengan porsi kita masing-masing.


You Might Also Like

0 comments

Total Pageviews

Warung Blogger

Flickr Images